Membangun pemuda / pemudi untuk mengenal ajaran islam lebih dalam. Membina silahtuhrrahim terhadap semua elemen umat islam. Membangun sikap positif dan membuka wawasan umat tentang sistem dakwah dalam dunia islam. Memahami arti pentingnya fungsi lingkungan islami dalam membentuk pribadi umat masa depan. Menggapai ridho Allah dan syafa’at Rosulullah SAW sebagai hasil dari aktifitas kebaikan yang terus menerus sedang kita lakukan. Menjaga budaya Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan menjaga budaya islam yang diajarkan oleh orang tua kita terdahulu.

10 Nasehat Salafus Sholeh agar tidak Terjerumus dalam Perbuatan Maksiat



Berikut ini, Sepuluh nasihat Salafus sholeh rahimahullah untuk menggapai kesabaran diri agar tidak terjerumus dalam perbuatan maksiat :


Pertama

Hendaknya hamba menyadari betapa buruk, hina dan rendah perbuatan maksiat.

Dan hendaknya dia memahami bahwa Allah سبحانه وتعالى mengharamkannya serta melarangnya dalam rangka menjaga hamba dari terjerumus dalam perkara-perkara yang keji dan rendah.

Sebagaimana penjagaan seorang ayah yang sangat sayang kepada anaknya demi menjaga anaknya agar tidak terkena sesuatu yang membahayakannya.

Kedua

Merasa malu kepada Allah.

Karena sesungguhnya apabila seorang hamba menyadari pandangan Allah سبحانه وتعالى yang selalu mengawasi dirinya dan menyadari betapa tinggi kedudukan Allah سبحانه وتعالى di matanya.

Dan apabila dia menyadari bahwa perbuatannya dilihat dan didengar Alloh سبحانه وتعالى tentu saja dia akan merasa malu apabila dia melakukan hal-hal yang dapat membuat murka Rabbnya.

Rasa malu itu akan menyebabkan terbukanya mata hati yang akan membuat Anda bisa melihat seolah-olah Anda sedang berada di hadapan Allah.

Ketiga

Senantiasa menjaga nikmat Allah سبحانه وتعالى yang dilimpahkan kepadamu dan mengingat-ingat perbuatan baik-Nya kepadamu.

Apabila engkau berlimpah nikmat, maka jagalah. Karena maksiat akan membuat nikmat hilang dan lenyap.

Barang siapa yang tidak mau bersyukur dengan nikmat yang diberikan Allah kepadanya maka dia akan disiksa dengan nikmat itu sendiri.

Keempat

Merasa takut kepada Allah سبحانه وتعالى dan khawatir tertimpa hukuman-Nya.

Kelima

Mencintai Allah.

Karena seorang kekasih tentu akan menaati sosok yang dikasihinya.

Sesungguhnya maksiat itu muncul diakibatkan oleh lemahnya rasa cinta.

Keenam

Menjaga kemuliaan dan kesucian diri serta memelihara kehormatan dan kebaikannya.

Sebab perkara-perkara inilah yang akan bisa membuat dirinya merasa mulia dan rela meninggalkan berbagai perbuatan maksiat.

Ketujuh

Memiliki kekuatan ilmu tentang betapa buruknya dampak perbuatan maksiat serta jeleknya akibat yang ditimbulkannya 

Dan juga bahaya yang timbul sesudahnya yaitu berupa muramnya wajah, kegelapan hati, sempitnya hati dan gundah gulana yang menyelimuti diri. Karena dosa-dosa itu akan membuat hati menjadi mati.

Kedelapan

Memupus buaian angan-angan yang tidak berguna. Dan hendaknya setiap insan menyadari bahwa dia tidak akan tinggal selamanya di alam dunia. 

Dan mestinya dia sadar kalau dirinya hanyalah sebagaimana tamu yang singgah di sana, dia akan segera berpindah darinya. 

Sehingga tidak ada sesuatu pun yang akan mendorong dirinya untuk semakin menambah berat tanggungan dosanya, karena dosa-dosa itu jelas akan membahayakan dirinya dan sama sekali tidak akan memberikan manfaat apa-apa.

Kesembilan

Hendaknya menjauhi sikap berlebihan dalam hal makan, minum dan berpakaian. 

Karena sesungguhnya besarnya dorongan untuk berbuat maksiat hanyalah muncul dari akibat berlebihan dalam perkara-perkara tadi. 

Dan di antara sebab terbesar yang menimbulkan bahaya bagi diri seorang hamba adalah waktu senggang dan lapang yang dia miliki.

Karena jiwa manusia itu tidak akan pernah mau duduk diam tanpa kegiatan.

Sehingga apabila dia tidak disibukkan dengan hal-hal yang bermanfaat maka tentulah dia akan disibukkan dengan hal-hal yang berbahaya baginya.

Kesepuluh

Sebab terakhir adalah sebab yang merangkum sebab-sebab di atas yaitu kekokohan pohon keimanan yang tertanam kuat di dalam hati.

Maka kesabaran hamba untuk menahan diri dari perbuatan maksiat itu sangat tergantung dengan kekuatan imannya.

Setiap kali imannya kokoh maka kesabarannya pun akan kuat. Dan apabila imannya melemah maka sabarnya pun melemah.

Dan barang siapa yang menyangka bahwa dia akan sanggup meninggalkan berbagai macam penyimpangan dan perbuatan maksiat tanpa dibekali keimanan yang kokoh maka sungguh dia telah keliru.

Baca juga :




Subscribe to receive free email updates:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *