Membangun pemuda / pemudi untuk mengenal ajaran islam lebih dalam. Membina silahtuhrrahim terhadap semua elemen umat islam. Membangun sikap positif dan membuka wawasan umat tentang sistem dakwah dalam dunia islam. Memahami arti pentingnya fungsi lingkungan islami dalam membentuk pribadi umat masa depan. Menggapai ridho Allah dan syafa’at Rosulullah SAW sebagai hasil dari aktifitas kebaikan yang terus menerus sedang kita lakukan. Menjaga budaya Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan menjaga budaya islam yang diajarkan oleh orang tua kita terdahulu.

Lemparkan Senyuman Pada Orang Yang Membencimu



Hidup selalu ada yang mencintai, ada juga yang membenci. Ada yang menyayangi, ada juga tak belas kasih. Seperti dua sisi uang koin yang selalu berlawanan arah. Bukan hanya kita saja! Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pun sama, melewati hal serupa. Namun banyak sekali resep yang telah diajarkan langsung oleh beliau dikala menghadapi romantika kehidupan, diantaranya: "SELALU TERSENYUM, WALAU MENGHADAPI MUSUH".

Padahal senyum sangat mudah dilakukan pada siapapun, tapi keegoan kita mengatakannya berat dan susah. Mungkin ada yang berpendapat "senyum itu hal biasa", padahal dibalik kejayaan dakwah Rasulullah, disitu juga terdapat power atau kekuatan senyum Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Rasulullah dapat mempengaruhi orang ramai, hingga Baginda dicintai dan disegani kawan juga lawan. Sahabat adalah saksi kehidupan Rasulullah yang penuh dengan senyuman. Antara sahabat besar yang pernah menceritakan betapa indahnya senyuman Rasulullah ialah Sayidina Umar bin khatab. Kata Sayidina Umar, “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tersenyum dan Baginda adalah orang yang paling bagus giginya.” (Hadis diriwayatkan Ibnu Hibban)

Seorang lagi sahabat Rasulullah, Abdullah bin Al-Harist menyatakan :
“Tidak pernah aku melihat seseorang yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam". (Hadis riwayat At-Tirmizi)

Cucu kesayangan Baginda Muhammad shallallahu alaihi wasallam, Sayyidina Husein juga pernah menggambarkan bagaimana sikap Rasulullah, yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmizi, beliau berkata:
“Aku bertanya kepada ayahku (Sayyidina Ali) mengenai adab dan etika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam terhadap orang yang bergaul dengan Baginda. 

Ayahku mengatakan: "Baginda Rasulullah senantiasa tersenyum, budi pekerti lagi rendah hati, Baginda bukanlah seorang yang kasar, tidak suka berteriak-teriak, bukan tukang cela, tidak suka mencela makanan yang tidak disukainya. Siapa saja mengharapkan pasti tidak akan kecewa dan siapa saja yang memenuhi undangannya pasti akan senantiasa puas.”
Baca juga :




Subscribe to receive free email updates:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *