Membangun pemuda / pemudi untuk mengenal ajaran islam lebih dalam. Membina silahtuhrrahim terhadap semua elemen umat islam. Membangun sikap positif dan membuka wawasan umat tentang sistem dakwah dalam dunia islam. Memahami arti pentingnya fungsi lingkungan islami dalam membentuk pribadi umat masa depan. Menggapai ridho Allah dan syafa’at Rosulullah SAW sebagai hasil dari aktifitas kebaikan yang terus menerus sedang kita lakukan. Menjaga budaya Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan menjaga budaya islam yang diajarkan oleh orang tua kita terdahulu.

SURAT CINTA SANG MURID KEPADA GURUNYA


SURAT CINTA SANG MURID KEPADA GURUNYA

“Pujian Al-Habib Mundzir bin Fuad Al-Musawa Kepada Guru Mulia Al-Habib Umar bin Hafidz”

Wajah terindah dalam hidupku...
Wajah yang membuatku ingat pada Allah...
Wajah yang selalu memancarkan cahaya khusyu’ dan damai...
Wajah yang selalu berusaha menyantuni semua hamba Ilahi...

Guru yang sangat lembut dan berwibawa, seakan-akan langit dan bumi sirna ketika aku memandang kelembutan dan kedamaian di wajahnya, berkata Anas bin Malik Ra.: “Belum pernah kami melihat pemandangan yang lebih menakjubkan dari wajah sang Nabi Saw.” (Shahih Bukhari).

Itu adalah di masa Anas bin Malik Ra., namun di masaku aku menemukan cahaya keindahan itu, sebagaimana sabda Nabiku Saw.: “Maukah kalian kuberitahu siapakah yang mulia diantara kalian? Mereka adalah yang jika dipandang wajahnya membuatmu ingat pada Allah.” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad).

Kota Tarim, Hadhramaut, Yaman adalah kota kedamaian, cuaca panas terik yang bisa mencapai 45 derajat celcius, namun terik matahari itu sirna dan sejuk dengan keberadaan para ulama shalihin berwajah sejuk dan damai.

Mereka lepas dari segala racun keduniawian, mereka lepas dari segala ketamakan, mereka lepas dari sifat iri dengki, sombong dan segala penyakit hati yang hina, mereka selalu membawa kedamaian di manapun mereka berada, airmata yang selalu mengalir dalam doa dan munajat, telapak tangan yang selalu terangkat ke hadirat Yang Maha Suci dan Maha Abadi, membuat tangan-tangan mereka berhak diperebutkan dan diciumi untuk mendapatkan keberkahan Ilahiah dari munajat dan doa mereka. Selalu berlemah lembut bahkan pada para pendosa dan hamba yang berlumur kesalahan.

Airmataku terus mengalir tak kunjung henti jika memandang wajah Guru...
Airmata cinta...
Airmata haru pada kelembutannya...
Airmata semangat bakti padanya dengan jiwa dan raga...
Airmata rindu dan selalu ingin bersamanya...
Airmata penyesalan atas perbuatan yang mengecewakannya...

Wajah yang merupakan qith’ah (potongan) dari wajah Nabi Saw.
Wajah yang ketika dipandang akan mengingatkan kita pada Allah.

Keterangan foto: Foto Guru Mulia al-Habib Umar bin Hafidz inilah foto yang terakhir kali menghiasi dan mengiringi kepergian al-Habib Mundzir bin Fuad al-Musawa dari dunia yang fana ini. Semoga cintanya dan cinta kita semuanya menyatu. Aamiin.

Sya’roni As-Samfuriy, Tegal 18 September 2013
Baca juga :




Subscribe to receive free email updates:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *