Membangun pemuda / pemudi untuk mengenal ajaran islam lebih dalam. Membina silahtuhrrahim terhadap semua elemen umat islam. Membangun sikap positif dan membuka wawasan umat tentang sistem dakwah dalam dunia islam. Memahami arti pentingnya fungsi lingkungan islami dalam membentuk pribadi umat masa depan. Menggapai ridho Allah dan syafa’at Rosulullah SAW sebagai hasil dari aktifitas kebaikan yang terus menerus sedang kita lakukan. Menjaga budaya Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan menjaga budaya islam yang diajarkan oleh orang tua kita terdahulu.

Islam Bukan Agama Warisan! Islam Agama Keselamatan dan Kebahagiaan Dunia Akhirat






ISLAM BUKAN AGAMA WARISAN 'ISLAM AGAMA KESELAMATAN DAN KEBAHAGIAN MANUSIA DUNIA AKHERAT

Oleh: Habib Hasan Jafar Umar Assegaf

Agama Islam bukanlah agama yang semata-mata diwariskan dari nenek moyang atau dari kedua orangtuanya kepada anak-anaknya. Sudah terlalu banyak bukti bahwa Islam adalah agama fitrah yang sesuai dengan fitrah manusia.

Allah Ta’ala berfirman:

ﻓَﺄَﻗِﻢْ ﻭَﺟْﻬَﻚَ ﻟِﻠﺪِّﻳﻦِ ﺣَﻨِﻴﻔًﺎ ۚ ﻓِﻄْﺮَﺕَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺍﻟَّﺘِﻲ ﻓَﻄَﺮَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱَ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ۚ ﻟَﺎ ﺗَﺒْﺪِﻳﻞَ ﻟِﺨَﻠْﻖِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ۚ ﺫَٰﻟِﻚَ ﺍﻟﺪِّﻳﻦُ ﺍﻟْﻘَﻴِّﻢُ ﻭَﻟَٰﻜِﻦَّ ﺃَﻛْﺜَﺮَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻟَﺎ ﻳَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (Ar-Ruum: 30).

Al-Qurthubi membawakan makna fitrah dalam tafsir, yaitu bermakna Islam. Beliau berkata:

ﺍﻹﺳﻼﻡ ﻣﺬ ﺧﻠﻘﻬﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺁﺩﻡ ﺟﻤﻴﻌﺎ
“Maknanya yaitu Islam, Ini sejak Allah menciptakan nabi Adam dan seluruh manusia” (LIhat tafsir Qurthubi).

Islam Ada Sejak Zaman Nabi Adam
Perlu diketahui terkait tafsir Al-Quthubi bahwa memang agama Islam itu sudah ada sejak zaman Nabi Adam, karena pengertian Islam secara umum adalah sebagaimana berikut:
َﺍْﻹِﺳْﻼَﻡُ : َﺍْﻹِﺳْﺘِﺴْﻼَﻡُ ِﻟﻠﻪِ ﺑِﺎﻟﺘَّﻮْﺣِﻴْﺪِ ﻭَﺍْﻹِﻧْﻘِﻴَﺎﺩُ ﻟَﻪُ ﺑﺎِﻟﻄَّﺎﻋَﺔِ ﻭَﺍﻟْﺒَﺮَﺍﺀَﺓُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺸِّﺮْﻙِ ﻭَﺃَﻫْﻠِﻪِ .
“Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, tunduk dan patuh kepada-Nya dengan ketaatan, dan berlepas diri dari perbuatan syirik dan para pelakunya” (Utsul Tsalatsah Syaikh At-Tamimi).

Semua Nabi dan Rasul Mendakwahkan Tauhid
Karenanya semua dakwah nabi dan para Rasul sama yaitu mendakwahkan tauhid dan berlepas dari kesyirikan. 

Allah berfirman,
ﻭَﻟَﻘَﺪْ ﺑَﻌَﺜْﻨَﺎ ﻓِﻲ ﻛُﻞِّ ﺃُﻣَّﺔٍ ﺭَﺳُﻮﻻً ﺃَﻥِ ﺍﻋْﺒُﺪُﻭﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﺍﺟْﺘَﻨِﺒُﻮﺍ ﺍﻟﻄَّﺎﻏُﻮﺕَ
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut’” (QS. An-Nahl: 36).

Setelah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus dengan Islam dalam pengertian lebih khusus yaitu syariat Islam Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Setelah beliau diutus semua agama harus mengikuti syariat Islam beliau. Beliau menjelaskan seandainya Nabi Musa hidup di zaman beliau maka harus mengikuti beliau. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ِ ﻟَﻮْ ﺃَﻥَّ ﻣُﻮﺳَﻰ ﻛَﺎﻥَ ﺣَﻴًّﺎ ﻣَﺎ ﻭَﺳِﻌَﻪُ ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻥْ ﻳَﺘَّﺒِﻌَﻨِﻲ
“Seandainya Musa ‘alaihissalam masih hidup niscaya tidak diperkenan baginya melainkan dia harus mengikutiku” (HR. Ahmad).
Agama Islam Bukan Warisan
Agama Islam bukan warisan tetapi karena hidayah yang Allah berikan kepada yang dikehendaki sesuai dengan ilmu dan hikmah Allah. Buktinya misalnya, Ada orang yang orang tuanya Islam tetapi setelah baligh/dewasa ia malah murtab dan sebaliknya ada yang kedua orang tuanya non-muslim kemudian mendapat hidayah dan menjadi Islam.

-Nabi Nuh mempunyai anak yang tidak ikut agama nabi Nuh dan Nabi Nuh tidak bisa mewariskan kepada semua anaknya.
-Nabi Ibrahim tidak mendapatkan warisan ajaran bapaknya dan semua kaumnya yang menyembah berhala.
Sebagai bukti keadilan Allah, semua anak dilahirkan di atas fitrah yaitu agama Islam. Meskipun kedua orang tuanya bukan Islam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﻛُﻞُّ ﺇِﻧْﺴَﺎﻥٍ ﺗَﻠِﺪُﻩُ ﺃُﻣُّﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮَﺓِ، ﻓَﺄَﺑَﻮَﺍﻩُ ﻳُﻬَﻮِّﺩَﺍﻧِﻪِ ﺃَﻭْ ﻳُﻨَﺼِّﺮَﺍﻧِﻪِ ﺃَﻭْ ﻳُﻤَﺠِّﺴَﺎﻧِﻪِ
“Setiap manusia dilahirkan ibunya di atas fitrah. Kedua orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi” (HR. Muslim).
Orang Tua yang Menjadikan Berbeda Agama?
Orang tua mereka yang memberi “cap” agama selain Islam. Ini hanya “cap” saja sampai mereka baligh. Jika sebelum baligh/dewasa mereka meninggal maka sebagai bukti keadilan Allah, mereka masuk surga semuanya. Karena memang mereka belum baligh dan belum bertanggung jawab terhadap diri sendiri.
 
Mereka dalam asuhan Nabi Ibrahim di surga sebagaimana dalam hadits berikut.
ﻭَﺍﻟﺸَّﻴْﺦُ ﻓِﻰ ﺃَﺻْﻞِ ﺍﻟﺸَّﺠَﺮَﺓِ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢُ – ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ – ﻭَﺍﻟﺼِّﺒْﻴَﺎﻥُ ﺣَﻮْﻟَﻪُ ﻓَﺄَﻭْﻻَﺩُ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ
“Orang tua di bawah pohon adalah Ibrahim. Sedangkan anak-anak kecil yang ada di sekitarnya adalah anak-anak umat manusia (yang mati sebelum baligh).”
Pendapat ulama yang lainnya bahwa anak-anak yang belum baligh akan diuji lagi oleh Allah kelak sebagaimana orang buta, tuli dan orang yang memang tidak sampai ajaran Islam pada mereka sama sekali. 

 Adapun jika telah baligh, mereka sudah bisa berpikir dan merenung serta sudah bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Mereka sudah bisa memilih dan membedakan mana yang baik dan buruk. Sangat jelas ajaran agama Islam adalah yang paling sesuai dengan fitrah dan logika manusia. Jika mencari agama selain Islam, maka akan merugi. Allah berfirman,
ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﺒْﺘَﻎِ ﻏَﻴْﺮَ ﺍﻟْﺈِﺳْﻼﻡِ ﺩِﻳﻨًﺎ ﻓَﻠَﻦْ ﻳُﻘْﺒَﻞَ ﻣِﻨْﻪُ ﻭَﻫُﻮَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺂﺧِﺮَﺓِ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺨَﺎﺳِﺮِﻳﻦَ
“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi” (QS. Ali Imran: 85)



Baca juga :




Subscribe to receive free email updates:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *