Membangun pemuda / pemudi untuk mengenal ajaran islam lebih dalam. Membina silahtuhrrahim terhadap semua elemen umat islam. Membangun sikap positif dan membuka wawasan umat tentang sistem dakwah dalam dunia islam. Memahami arti pentingnya fungsi lingkungan islami dalam membentuk pribadi umat masa depan. Menggapai ridho Allah dan syafa’at Rosulullah SAW sebagai hasil dari aktifitas kebaikan yang terus menerus sedang kita lakukan. Menjaga budaya Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan menjaga budaya islam yang diajarkan oleh orang tua kita terdahulu.

BELAJAR AKHLAK DULU




Allah memuji Rasulullah صلى الله عليه وسلم karena kemulyaan akhlaknya.

Allah berfirman,
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِیمࣲ.

"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung."[Surat Al-Qalam: 4]

Akhlak merupakan konsekwensi iman yang harus dijaga dan disempurkan.
Ada beberapa penyebab menjadi jeleknya akhlak

Sebagaimana dinasehatkan رحمه الله: 
ومنشأ جميع الأخلاق السافلة وبناؤها على أربعة أركان :
الجهل ، 
والظلم ، 
والشهوة ، 
والغضب

“Sumber seluruh akhlak yang rendah dan bangunannya berdiri diatas empat rukun,
1. Kebodohan (terhadap ilmu agama)
2. Kezhaliman
3. Hawa Nafsu
4. Kemarahan
Dengan demikiann, wajib bagi setiap muslim untuk belajar akhlak sebelum ilmu yang lain.

Para ulama telah menyampaikan pentingnya belajar adab sebelum mempelajari ilmu. 
Berkata Imam Ibnul Mubarak رحمه الله,
"طلبت الأدب ثلاثين سنةً, وطلبت العلم عشرين سنةً,
 وكانوا يطلبون الأدب قبل العلم"

Aku belajar adab 30 tahun, dan mencari ilmu 20 tahun.
Mereka (para Salaf) mempelajari adab sebelum mencari ilmu. 

Beliau berkata:
"كاد الأدب أن يكون ثُلُثي الدِّين"
Hampir-hampir adab itu menjadi dua pertiga agama ini.

"نحن إلى قليل من الأدب أحوج منا إلى كثير من العلم"
Kita lebih membutuhkan sedikit adab daripada banyaknya ilmu. 

Al-Khotib meriwayatkan dalam kitabnya Al-Jami' secara bersambung dari Imam Malik bin Anas,
قال ابن سيرين:
Berkata Imam Ibnu Sirin رحمه الله,
 "كانوا يتعلمون الهَدْيَ كما يتعلمون العلم، 
قال: وبعث ابن سيرين رجلاً فنظر كيف هَدْيُ القاسم وحاله"
Mereka dulu (Para Salaf) mempelajari cara berbicara sebagaimana mereka mempelajari ilmu.

Beliau berkata: Ibnu Sirin mengutus seseorang lalu beliau melihat bagaimana bicaranya Al-Qosim dan keberadaannya.

Al-Khotib meriwayatkan
عن إبراهيم بن حبيب بن الشهيد، قال: قال لي أبي: 
"يا بنيَّ، ايتِ الفقهاءَ والعلماء، 
 وتعلم منهم، وخُذْ مِن أدبهم وأخلاقهم وهَدْيِهم؛ فإن ذاك أحبُّ إليَّ لك من كثير من الحديث"
Dari Ibrohim bin Khabib bin Asy-Syahid berkata, 
Berkata bapakku, Wahai putraku, datangilah para fuqoha' (ahli fiqh) dan ulama' (ahli ilmu)
Dan belajarlah dari mereka, ambillah adab, akhlak, dan cara bicara mereka. 

Karena yang demikian itu lebih aku sukai daripada banyaknya hadits .
 mengisyaratkan pentingnya adab yang mulia, 
وهو التحلي بالأدب قبل التحلي بالعلم، 
فقال: "قال في الغُنية بعد أن ذكر جملةً من الآداب: 
ينبغي لكل مؤمن أن يعمل بهذه الآداب في أحواله؛
Yaitu berhias dengan adab sebelum berhias dengan ilmu
Berkata di kitab Al-Ghunyah setelah menyebutkan beberapa adab,
Sudah sepantasnya untuk setiap mukmin menjadikan adab dalam semua keberadaannya.

 روي عن عمر - رضي الله عنه - قال: تأدبوا ثم تعلموا، 
Diriwayatkan dari Umar رضي الله عنه berkata, belajarlah adab lalu belajar ilmu
وقال أبو عبدالله البلخيُّ: أدبُ العلم أكثرُ من العلم"، 

Berkata Abu Abdillah Al-Balkhy:  
Belajarlah adab ilmu lebih banyak daripada ilmu (itu sendiri)
وقال عبدالله بن المبارك: 

Berkata Abdulloh bin Al-Mubarak :
إذا وُصِف لي رجلٌ له علم الأولين والآخِرين لا أتأسَّف على فَوْت لقائه، 
وإذا سمعت رجلاً له أدب القسِّ أتمنى لقاءَه وأتأسَّف على فَوته"

Ketika disifatkan kepadaku seseorang yang memiliki ilmu orang terdahulu maupun sekarang aku tidak segera tertarik untuk berjumpa dengannya, 
Dan ketika aku mendengar ada seseorang yang memiliki adab berbicara, aku berangan-angan untuk menjumpainya dengan sangat kuat.

وقال علي بن أبي طالب - رضي الله عنه - في قوله تعالى: 
Berkata Ali bin Abi Thalub رضي الله عنه ketika menafsirkan  ayat,
﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا ﴾ [التحريم: 6]
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.
، قال: أدِّبوهم وعلِّموهم"[7].

Beliau berkata, Ajari mereka adab dan ajari mereka ilmu
Sudah sepantasnya bagi yayasan-yayasan pendidikan untuk memperhatikan sisi adab ini lebih besar lagi.

Dan sudah sepantasnya bagi orang tua untuk mentarbiyyah anaknya dengan adab sebelum mentarbiyyah dengan pengetahuan yang lain,
sehingga akan muncul sosok generasi yang menghargai tingginya ilmu dan mulyanya kedudukan ulama'.
Wallahu a'lam.


Baca juga :




Subscribe to receive free email updates:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *