Membangun pemuda / pemudi untuk mengenal ajaran islam lebih dalam. Membina silahtuhrrahim terhadap semua elemen umat islam. Membangun sikap positif dan membuka wawasan umat tentang sistem dakwah dalam dunia islam. Memahami arti pentingnya fungsi lingkungan islami dalam membentuk pribadi umat masa depan. Menggapai ridho Allah dan syafa’at Rosulullah SAW sebagai hasil dari aktifitas kebaikan yang terus menerus sedang kita lakukan. Menjaga budaya Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan menjaga budaya islam yang diajarkan oleh orang tua kita terdahulu.

Bertambah Umur atau Berkurang Usia



Tidak terasa kita sudah berada di tahun 2022. Sebagian orang mungkin menyangka bahwa kehidupannya hari ini adalah bertambahnya usia. Padahal jika kita amati dengan seksama justru usia kita sebenarnya makin berkurang.

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa Kelahiran, jodoh, kematian manusia adalah sudah ditakdirkan atau digariskan oleh Allah Ta’ala. Misalnya seseorang ditakdirkan hanya berusia 75 tahun, sekarang dia berusia 50 tahun makan umurnya di dunia fana ini hanya tinggal 25 tahun.

Maka sebenarnya jika seseorang bisa menikmati hidupnya hari ini, artinya seseorang itu berkurang usianya. Jadi moment ulang tahun bukanlah hal yang perlu dirayakan dengan suka cita, hura-hura, bermewah-mewah apalagi hingga melanggar syariat Allah.  Memang ulang tahun perlu disyukuri bahwa kita masih diberi “waktu” untuk Tuhan menikmati / menjalani kehidupan ini.
 
Jadi Moment mengingati hari kelahiran kita seharusnya dijadikan moment instrospeksi diri apakah diri kita makin tahun makin bertambah baik perilaku dan kehidupan kita. Apakah hari-hari yang kita jalani lebih mendekatkan diri kepada Allah atau justru sebaliknya?

Katakan pada dirimu,  Setiap bertambahnya umur saya, selalulah bertanya kepada diri sendiri apakah saya sudah bertambah baik, bijaksana, lebih dekat kepada Allah? Jika masih belum saya berjanji kepada diri saya sendiri ditahun yang akan saya jalani, saya akan bertambah bijaksana dan bertambah baik, bertambah sholeh dalam perilaku dan kehidupan saya. Karena waktu tidak bisa menunggu kita, waktu akan selalu mengejar kita, menggerogoti/mengurangi usia kita. 

Waktu tak pernah kembali, maka tak salah adalah sebuah istilah waktu adalah harta yang berharga, waktu adalah uang, waktu tidak bisa dibeli dengan harta apapun. Setiap hari menjalani hidup ini sebenarnya berarti kita makin menyusut, masa manfaat kita makin berkurang. Makin tua kita semakin banyak keluhan ditubuh kita, dimana sewaktu muda tidak kita rasakan. Berbagai penyakit kadang menjangkiti diri kita. Usia tidak bisa ditipu. Maka isilah waktu dengan sebaik-baiknya, yang bermanfaat dan yang dapat membuat diri kita bertambah baik. Hargai waktu seperti kita menghargai diri kita sendiri.

Sesungguhnya panjang umur merupakan modal untuk meraih kedudukan yang tinggi di sisi Allâh Subhanahu wa Ta’ala . Namun jika umur yang panjang dipenuhi dengan keburukan, maka pemiliknya menjadi orang yang paling buruk.

 عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِى بَكْرَةَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَجُلاً قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ خَيْرٌ قَالَ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ قَالَ فَأَىُّ النَّاسِ شَرٌّ قَالَ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ 

Dari Abdurrahman bin Abu Bakrah, dari bapaknya, bahwa seorang laki-laki berkata, “Wahai Rasûlullâh, siapakah manusia yang terbaik?” Beliau menjawab, “Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya”. Dia bertanya lagi, “Lalu siapakah orang yang terburuk?” Beliau menjawab, “Orang yang berumur panjang dan buruk amalnya”. (HR. Ahmad; Tirmidzi; dan al-Hâkim)

Kenapa orang yang panjang umurnya dan baik amalnya merupakan orang terbaik ? Karena orang yang banyak kebaikannya, setiap kali umurnya bertambah maka pahalanya juga bertambah dan derajatnya semakin tinggi. Kesempatan hidupnya merupakan tambahan pahala dengan sebab nilai amalannya yang terus tambah, walaupun hanya sekedar istiqâmah di atas iman. Karena apakah yang lebih besar dari iman di dalam kehidupan ini?

Sebaliknya, seburuk-buruk orang adalah orang yang panjang umurnya dan buruk amalnya, karena waktu dan jam seperti modal bagi pedagang. Seyogyanya, dia menggunakan modalnya dalam perdagangan yang menjanjikan keuntungan. Semakin banyak modal yang diinvestasikan, maka keuntungan yang akan diraihnya juga semakin banyak. Barangsiapa melewatkan hidup untuk kebaikannya maka dia telah beruntung dan sukses. Namun barangsiapa menyia-nyiakan modalnya, dia tidak akan beruntung dan bahkan merugi dengan kerugian yang nyata”.

Di dalam hadits yang lain disebutkan :

 وعَنِ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :« أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِكُمْ ». قَالُوا نَعَمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ : خِيَارُكُمْ أَطْوَلُكُمْ أَعْمَاراً وَأَحْسَنُكُمْ أَعْمَالاً 

Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidakkah aku beritahukan kepada kamu tentang orang yang paling baik di antara kamu?” Mereka (para sahabat) menjawab, “Ya wahai Rasûlullâh”. Beliau bersabda, “Orang yang terbaik di antara kamu adalah orang yang paling panjang umurnya di antara kamu dan paling baik amalnya”. 
(HR. Ahmad; Ibnu Hibbân; dan al-Baihaqi.)

Hadits-hadits ini menjelaskan keutamaan panjang umur yang disertai dengan amal yang baik. Syaikh al-Munâwi rahimahullah menjelaskan perkara tersebut dengan berkata, “Karena termasuk keadaan seseorang adalah bertambah dan meningkat dari satu kedudukan menuju kedudukan (di atasnya) sehingga mencapai kedudukan kedekatan (kepada Allâh), maka seorang Mukmin yang berusaha mencari bekal untuk akhirat dan berusaha menambah amal shalih tidak layak menginginkan berhentinya dari apa yang dia inginkan itu dengan mengharapkan kematian.”

Oleh karena itu seorang Mukmin jangan sampai menyia-nyiakan umur dan waktunya. Hendaklah dia selalu waspada terhadap kehidupannya, umur yang masih ada hendaklah diisi dengan amal sholih. Jika tidak, maka kerugian yang akan didapatkan.

Semoga Allah membimbing kita dan menjadikan umur kita lebih berkah.
Baca juga :




Subscribe to receive free email updates:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *