Membangun pemuda / pemudi untuk mengenal ajaran islam lebih dalam. Membina silahtuhrrahim terhadap semua elemen umat islam. Membangun sikap positif dan membuka wawasan umat tentang sistem dakwah dalam dunia islam. Memahami arti pentingnya fungsi lingkungan islami dalam membentuk pribadi umat masa depan. Menggapai ridho Allah dan syafa’at Rosulullah SAW sebagai hasil dari aktifitas kebaikan yang terus menerus sedang kita lakukan. Menjaga budaya Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan menjaga budaya islam yang diajarkan oleh orang tua kita terdahulu.

RASA SENANG AHLI KUBUR KETIKA DIZIARAHI



RASA SENANG AHLI KUBUR KETIKA DIZIARAHI

Tradisi umat Islam sejak masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah melakukan ziarah kubur keluarga dan orang-orang dekat. Di antara tujuan ziarah kubur adalah memenuhi hak ahli kubur untuk diziarahi, dimana ketika ada orang-orang dekat yang berziarah, ahli kubur akan merasa senang dan sangat menyukainya.

Sekarang kita bersama Syaikh Ibnu Qayyim al-Jauziyah, murid Syaikh Ibnu Taimiyah dan termasuk salah satu ulama panutan kaum Wahabi. Dalam kitabnya al-Ruh, halaman 7, Syaikh Ibnu Qayyim al-Jauziyyah mengatakan bahwa orang yang meninggal dunia itu akan mengetahui ziarah orang-orang yang masih hidup dan merasa senang dengannya. Orang mati juga akan mengenal orang-orang yang pernah dikenalnya ketika masa hidupnya apabila berziarah ke makamnya.

Dalam hal ini ada beberapa hadits yang disebutkan oleh para ulama, termasuk oleh Ibnu Qayyim al-Jauziyyah. Antara lain hadits:

عَن عَائِشَة رضى الله تَعَالَى عَنْهَا قَالَت قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: مَا مِنْ رَجُلٍ يَزُوْرُ قَبْرَ أََخِِْيهِ وَيجْلِسُ عِنْده إِلاَّ اسْتَأْنَسَ بِهِ وَرَدَّ عَلَيْهِ حَتَّى يَقُوْمَ

Aisyah radhiyallaahu ‘anha berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada seorang laki-laki yang berziarah ke makam saudaranya, lalu duduk di sampingnya, kecuali ia merasa senang dengannya dan membalasnya hingga ia pergi.” (HR Ibnu Abi al-Dunya, dalam kitab al-Qubur).

عَن أَبى هُرَيْرَة رضى الله تَعَالَى عَنهُ قَالَ إِذا مر الرجل بِقَبْر أَخِيه يعرفهُ فَسلم عَلَيْهِ رد عَلَيْهِ السَّلام وعرفه وَإِذا مر بِقَبْر لا يعرفهُ فَسلم عَلَيْهِ رد عَلَيْهِ السَّلام

Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu berkata: “Apabila seorang laki-laki melewati makam saudaranya yang mengenalnya, lalu mengucapkan salam kepadanya, maka ia akan membalas salamnya dan mengenalnya. Apabila ia melewati makam seseorang yang tidak mengenalnya, lalu mengucapkan salam padanya, maka ia akan membalas salamnya.” (HR Ibnu Abi al-Dunya dalam al-Qubur dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman [8857]).

عن ابْن عَبَّاس قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : مَا مِنْ رَجُلٍ يَمُرُّ بِقَبْر أَخِيْهِ الْمُؤمِنِ كَانَ يَعْرِفُهُ فيِ الدُنْيَا فَيُسَلِّمُ عَلَيْهِ إِلاَّ عَرَفَهُ وَرَدَّ عَلَيْهِ السَّلامَ 

Ibnu Abbas berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada seorang laki-laki yang melewati makam saudaranya yang beriman yang mengenalnya ketika di dunia, lalu mengucapkan salam kepadanya, kecuali ia masih mengenalnya dan membalas salamnya.” (HR Ibnu Abdil-Barr dalam al-Istidzkar [1858] dan al-Tamhid. Hadits tersebut dishahihkan oleh Abdul-Haqq, dalam al-‘Aqibah fi Dzikr al-Maut [211]).

عن أبي هريرة عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال مَا مِنْ عَبْدٍ يَمُرُّ بِقَبْرِ رَجُلٍ كَانَ يَعْرِفُهُ فِي الدُنْيا فيُسَلِّمُ عليه إلاَّ عَرَفَهُ وَرَدَّ عليهِ السَلامَ

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada seorang hamba yang melewati makam seorang laki-laki yang mengenalnya ketika di dunia, lalu mengucapkan salam kepadanya, kecuali ia masih mengenalnya dan membalas salamnya.” (HR Ibnu Abi al-Dunya dalam al-Qubur, al-Shabuni dalam al-Miatain, al-Khathib dalam Tarikh Baghdad juz 6 hlm 135 dan Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq juz 10 hlm 380).

عَنِ النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: آَنَسُ مَا يَكُوْنُ الْمَيِّتُ فِيْ قَبْرِهِ إِذَا زَارَهُ مَنْ كَانَ يُحِبُّهُ فِي الدُّنْيَا

Diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Rasa senang yang sangat dirasakan oleh orang yang meninggal dunia di dalam kuburnya adalah apabila orang yang ia cintai ketika di dunia datang berziarah.” (Abu al-Futuh al-Tha’iy, dalam al-Arba’in al-Tha’iyyah hlm 129; al-Subki, Syifa’ al-Siqam fi Ziyarah Khair al-Anam, hlm 245; dan al-Suyuthi dalam Syarh al-Shudur hlm 387).

عَنْ اَبي هريرة رضي الله عنه أنه قال: ما من رجل يزور قبر حميمه فيسلم عليه ويقعد عنده إلا رد عليه السلام وأنس به حتى يقوم من عنده

Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu berkata: “Tidak ada seorang laki-laki yang mengunjungi makam kekasihn

Baca juga :




Subscribe to receive free email updates:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *