Membangun pemuda / pemudi untuk mengenal ajaran islam lebih dalam. Membina silahtuhrrahim terhadap semua elemen umat islam. Membangun sikap positif dan membuka wawasan umat tentang sistem dakwah dalam dunia islam. Memahami arti pentingnya fungsi lingkungan islami dalam membentuk pribadi umat masa depan. Menggapai ridho Allah dan syafa’at Rosulullah SAW sebagai hasil dari aktifitas kebaikan yang terus menerus sedang kita lakukan. Menjaga budaya Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan menjaga budaya islam yang diajarkan oleh orang tua kita terdahulu.

Kadang Orang Niatnya ke Majlis, Lihat Kafe Malah Berhenti ke Kafe



Ketika berkumpul bersama-sama anak muda di suatu tempat melakukan pengajian akan mengundang senyumnya Allah SWT. Siapa yang bilang? Nabi Muhammad SAW.

Dalam salah satu hadisnya, kata Nabi SAW: "Allah kagum, tersenyum kepada anak muda yang melawan shofwahnya."

Apa itu Shofwah? Shofwah itu adalah kecenderungan kepada hal-hal yang minimal sia-sia, maksimal haram. Misalnya ke kafe minimal sia-sia walaupun tidak haram, kecuali minum yang aneh-aneh baru haram. Tapi minimal sia-sia, lebih baik berzikir, bersholawat di pengajian.

Karena itu majlis seperti ini mengundang senyumnya Allah SWT sehingga apapun yang diminta di dalam majlis ini pasti dikabulkan oleh Allah SWT. Kenapa? karena Allah sudah tersenyum. Kalau sudah tersenyum, mau minta apa aja dikasih. Dan karena mau minta apapun dikasih, maka dari itu minta pun jangan tanggung-tanggung. Yang jomblo minta jodoh, yang masih miskin minta kaya, yang sudah menikah minta anak.

Pokoknya kasih permintaan yang aneh-aneh sama Allah SWT di majlis ini setinggi-tingginya karena Allah SWT sedang tersenyum melihat kita. Karena kita sedang melawan shofwahnya kecenderungan kepada hal-hal yang buruk, kita lawan. Hadir di majlis ini kan harus melawan.

Kadang orang niatnya ke majlis, melihat kafe dia berbelok malah berhenti ke kafe. Apalagi majlisnya dekat dengan kafe. Apalagi majlisnya di kafe.

Allah tidak akan mengazab satu kaum, satu masyarakat, satu majlis, satu perkumpulan, satu rumah, kalau Rasul SAW hadir di tengah-tengah majlis itu, kalau Rasul SAW hadir di rumah itu.

Yang dimaksud kehadiran Nabi itu tidak mesti secara fisik, karena secara fisik tidak adil. Nabi hanya hadir secara fisik 14 abad yang lalu. Karena yang dimaksud dalam ayat ini adalah kehadiran Nabi secara batin. Bagaimana cara menghadirkan Nabi secara batin? yaitu dengan cara melakukan majlis-majlis seperti ini, membacakan maulid Nabi Muhammad SAW.

Sehingga kata Sayyid Muhammad bin Abbas Maliki, "Tidak dibacakan maulid Nabi Muhammad SAW, kecuali Nabi hadir di tempat itu."

Ada suatu majlis tidak percaya, "Masa Nabi hadir beneran?". Karena tidak percaya, bikin majlis di tengah-tengahnya ditutup lalu dikasih pasir. Kemudian setelah dibacakan maulid dibuka ternyata pasirnya banyak injakan kaki, injakan kaki dari Rasul SAW bersama keluarganya, sahabatnya, dan orang-orang sholeh.

Karena di majlis ini kita membaca sholawat kepada Rasulullah SAW, maka Nabi hadir secara batin dan Allah tidak akan menurunkan azab kepada masyarakat, majlis, keluarga, yang di dalamnya Rasul SAW hadir.

Jadi paling gampang mengundang Rasul SAW. Ngundang bupati, kurang seminggu harus dikabarin. Ngundang gubernur, kurang sebulan harus dikabari. Ngundang presiden, minimal setahun harus dikabari jika pengen ngundang itupun menjelang sehari dibatalkan.

Rumusnya begitu, ketika orang makin tinggi derajatnya makin sulit diundang. Tapi Rasul SAW, yang maha tinggi derajatnya justru paling gampang diundang. Baca maulid bahkan baca sholawat satu kali, Rasul SAW datang. Dan satu tempat atau satu keluarga didatangi presiden gak akan dijamin bahwa di sana tidak akan terkena azab. Tapi kalau didatangi Rasul SAW pasti dijamin oleh Allah SWT tidak akan terkena azab.

Karena itu kita bersyukur majlis-majlis seperti ini ngundangnya Rasulullah SAW. Semoga di tempat mulai ini Rasul SAW hadir menjadi alasan bagi Allah SWT tidak menurunkan azab. Karena Rasul SAW yang paling dicintai Allah SWT.

Sehingga dalam salah satu hadis, Kalau bukan karena Nabi Muhammad SAW, segala sesuatu ini tidak akan diciptakan oleh Allah SWT oleh karena itu segala sesuatu menjadi mulia kalau dia bergandeng kepada Nabi Muhammad SAW.

Kata Allah SWT dalam Qur'an, Qur'an itu mulia, suci, dan sempurna. Paling suci bahkan paling sempurna. Kenapa? dan Al Qur'an itu bukan hanya berisi kebenaran kata Allah SWT tapi membenarkan, mengoreksi kitab-kitab sebelumnya. Jadi dari semua kitab Allah yang paling mulia adalah Al Qur'an. Kenapa? karena Al Qur'an adalah kitab sucinya Nabi Muhammad SAW.

Kemudian dalam ayat-ayat lain, misalnya Al Ahzab ayat 33 Allah katakan bahwa: "Keluarganya Nabi itu, Keluarganya Nabi suci dan disucikan oleh Allah SWT."

Kenapa mereka menjadi keluarga mulia dan tersuci? karena keluarganya Nabi Muhammad SAW. Kemudian Allah katakan, "Kamu ini umat islam adalah umat terbaik." semua umat itu tidak ada yang lebih baik daripada umat islam. Kenapa terbaik? karena kita adalah umat Nabi Muhammad SAW. Sehingga semua yang bergandeng kepada Nabi Muhammad SAW pasti menjadi yang termulia karena itu agar diri kita mulia maka gandengkan diri kita kepada Nabi Muhammad SAW.

Gimana caranya? yang pertama, jangan pernah ngefans kepada siapapun melebihi kamu ngefans kepada Nabi Muhammad SAW. Jangan angkat suaramu melebihi Nabi Muhammad SAW artinya jangan memposisikan apapun selain Nabi Muhammad SAW, dibawahnya Nabi Muhammad SAW.

Ngefans kepada Syakir boleh, asalkan lebih ngefans kepada Nabi Muhammad SAW. Ngefans kepada Artis Korea boleh, asalkan lebih ngefans kepada Nabi Muhammad SAW.  Ngefans kepada Cristiano Ronaldo boleh, asalkan lebih ngefans kepada Nabi Muhammad SAW.

Jangan sampai tau ukuran sepatu Cristiano Ronaldo tapi tidak tau hari kelahirannya Nabi Muhammad SAW. Artinya lebih ngefans kepada Cristiano Ronaldo ketimbang Nabi Muhammad SAW. Karena itu jika ngefans jangan melanggar sunnahnya Nabi Muhammad SAW. Karena memposisikan orang yang kita ngefans lebih tinggi dari Nabi Muhammad SAW.

Kemudian yang kedua adalah menggandengkan lisan dengan cara bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Ketiga, menggandengkan hati ini dengan mencintai Nabi Muhammad SAW.

Terakhir, menggandengkan diri ini kepada Nabi Muhammad SAW dengan selalu mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW, menjalankan sunnahnya Nabi Muhammad SAW, meneladani akhlaknya Nabi Muhammad SAW. Dan Insya Allah kita menjadi hamba yang mulia disisi Allah SWT.
Baca juga :




Subscribe to receive free email updates:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *