Membangun pemuda / pemudi untuk mengenal ajaran islam lebih dalam. Membina silahtuhrrahim terhadap semua elemen umat islam. Membangun sikap positif dan membuka wawasan umat tentang sistem dakwah dalam dunia islam. Memahami arti pentingnya fungsi lingkungan islami dalam membentuk pribadi umat masa depan. Menggapai ridho Allah dan syafa’at Rosulullah SAW sebagai hasil dari aktifitas kebaikan yang terus menerus sedang kita lakukan. Menjaga budaya Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan menjaga budaya islam yang diajarkan oleh orang tua kita terdahulu.

Membaca Al-Qur'an Di Bulan Ramadhan



Ketahuilah bahwa ramadhan adalah bulan yang diturunkan padanya Al-Qur’an. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ

"Bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan Al Quran" (QS. Al-Baqarah[2]: 185)

Oleh karena itulah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak membaca Al-Qur’an.

Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu anhuma berkata :

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰـهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ ، وَأَجْوَدُ مَا يَـكُوْنُ فِـيْ رَمَضَانَ حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبْرِيْلُ ، وَكَانَ جِبْرِيْلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ يَلْقَاهُ فِـيْ كُـّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَـيُـدَارِسُهُ الْـقُـرْآنَ ، فَلَرَسُوْلُ اللّٰـهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْـخَيْـرِ مِنَ الِرّيْحِ الْـمُرْسَلَةِ

"Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan dengan kebaikan, dan lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan ketika Jibril Alaihissallam bertemu dengannya. Jibril as menemuinya setiap malam Ramadhân untuk menyimak bacaan al-Qur’annya. Sungguh, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih dermawan daripada angin yang berhembus." (HR. Al-Bukhari, Muslim dan An-Nasa’i)

Maka dari itulah kemudian menjadi sunnah dikalangan salafusshalih. Mereka memperbanyak membaca Al-Qur’an dibulan ramadhan. Bahkan intensitas mereka dalam membaca Al-Qur’an meningkat dibulan ramadhan. Ada diantara ulama yang ketika diluar ramadhan mereka mengkhatamkan Al-Qur’an setiap tujuh hari sekali. Dibulan ramadhan mereka mengkhatamkan Al-Qur’an setiap tiga hari sekali. Ada juga diantara ulama yang mengkhatamkan Al-Qur’an setiap sehari sekali. Hal ini menunjukkan bahwa memang ramadhan ini adalah bulan yang dianjurkan bagi kita untuk banyak membaca Al-Qur’an.

Tentunya membaca Al-Qur’an adalah sangat menguntungkan hidup kita. Kenapa?

Pertama, Al-Qur’an menambah timbangan amal kita.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

"Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf." (HR. Tirmidzi)

Kedua, Al-Qur’an memberikan cahaya dihati kita.
Sebagian ulama ketika menafsirkan firman Allah subhanahu wa ta’ala:

نُّورٌ عَلَىٰ نُورٍ

"Cahaya di atas cahaya" (QS. An-Nur[24]: 35)

Yaitu maksudnya kata mereka adalah cahaya Al-Qur’an diatas cahaya iman. Karena hati orang yang beriman itu bercahaya dengan keimanannya. Oleh karena itu ketika ditambah dengan Al-Qur’an maka semakin bertambahlah cahaya mereka. Maka cahaya itulah yang akan menjadi penerang didalam kehidupan dunia bagi mereka.

Ketiga, bahwa mentadabburi Al-Qur’an akan menambah bashiroh dan bimbingan di dalam kehidupan kita.
Hal ini karena Al-Qur’an disifati oleh Allah sebagai peringatan, hidayah.
 Allah subahanhu wa ta’ala berfirman:

ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ 

"Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; hidayah (petunjuk) bagi mereka yang bertakwa" (QS. Al-Baqarah[2]:2)

Maka orang yang mentadabburi Al-Qur’an, memahami Al-Qur’an, dia akan mendapatkan hidayah. Orang yang mempelajari dan mentadabburi Al-Qur’an hidupnya terbimbing.

Oleh karena itu Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا 

"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?" (QS. Muhammad[47]:24)

Artinya orang yang tidak mau mentadabburi Al-Qur’an, orang yang berpaling dari Al-Qur’an, itu dihatinya seperti terkunci. Mentadabburi Al-Qur’an menyembuhkan penyakit-penyakit hati. Hal ini karen Al-Qur’an disifati sebagai Syifa’ (obat) bagi orang yang benar-benar ingin membersihkan hatinya. Tapi bagi orang yang tidak menginginkan untuk membersihkan hatinya, bahkan dia tetap memelihara penyakit kemunafikan dihatinya, maka Al-Qur’an tidak akan menjadi penyembuh.

Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah dan Taufiq-Nya untuk kita semua agar tetap selalu istiqomah.
Baca juga :




Subscribe to receive free email updates:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *