Membangun pemuda / pemudi untuk mengenal ajaran islam lebih dalam. Membina silahtuhrrahim terhadap semua elemen umat islam. Membangun sikap positif dan membuka wawasan umat tentang sistem dakwah dalam dunia islam. Memahami arti pentingnya fungsi lingkungan islami dalam membentuk pribadi umat masa depan. Menggapai ridho Allah dan syafa’at Rosulullah SAW sebagai hasil dari aktifitas kebaikan yang terus menerus sedang kita lakukan. Menjaga budaya Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan menjaga budaya islam yang diajarkan oleh orang tua kita terdahulu.

Jangan Pikiran Kita Benar Tapi Hati Kita Jelek


Jangan Pikiran Kita Benar Tapi Hati Kita Jelek

Di dunia ini kita butuh yang namanya sesuatu yang menyegarkan hati kita kaya macam bumi ini, bumi udah enggak hujan-hujan ada yang kekiringan, ada yang macam-macam. Malamnya gerah, panas siangnya. Kalau yang belum kena hujan yaudah, kena hujan yaudah, begitu juga hati, hati itu harus kena rahmatnya Allah. Karena manusia berapa banyak dia otaknya mikir-mikirin dunia, melek dunia, merem dunia ya enggak ada yang dia pikirin kecuali dunia, maka sementara.

Bagaimana caranya buat hatinya tenang biar hatinya hidup lagi? kalau pohon kepanasan terus kering, kering mati nanti dinasehatin. Kalau orang mati susah, udah pohon kalau ah mati susah mau keluarin buah, susah dia. Begitu juga hati, kalau udah mati hatinya dinasihatin enggak bakalan mau. Ada sombong di dalamnya, ada bangga diri, ada ujub, ada riya, ada penyakitnya karena hatinya sudah ada penyakit. Kering enggak disiram-siram dengan kita membaca zikir-zikir salehin ini maka hidup hati kita dengan rahmatnya Allah.

Apalagi menceritakan Aulia kisatul Auliya dan zilur rahmah menceritakan wali-wali turun rahmat subur lagi kita punya hati ingat akan kita ini mati kita enggak selamanya hidup di dunia. Dulu Kita lihat diri kita masih digendong-gendong sama emak kita lalu dituntun-tuntun sama ayah kita sekarang mana ayah kita mana emak kita ya kita sudah bisa jalan sendiri, kita sudah bisa punya teman, kita sudah bisa cari uang, kita sudah bisa makan sendiri, minum sendiri dan menandakan bahwa kita itu sudah menjelang dewasa ataupun sudah dewasa ataupun menjelang tua ataupun sudah ingin dekat ke dalam kubur.

Tidak ada yang abadi di alam dunia ini tidak ada raja Sulaiman dia punya apa dia punya semua. Kalau presiden sekarang enggak bisa dia ngomong sama binatang sama jin sama malaikat, tapi lihat Bagaimana Allah jadiin nabinya nabi Allah Sulaiman as diizinkan sama Allah dia bisa apa aja. Bisa bicara sama jin, malaikat bahkan dia bisa bicara sama hewan-hewan. Sekarang ke mana itu Nabi Sulaiman cuman cerita doang enggak ada yang abadi kerajaannya hilang cuman ditaruh di Quran, di Taurat, di injil, di Zabur.

Ada itu ceritanya Nabi Sulaiman, istrinya yang katanya cantik, istrinya Balqis. Enggak ada udah,  istrinya yang cantik yang dia bilang tuh perempuan tidak ada dunia paling cantik kecuali engkau sekarang kita tidak lihat mana itu Balqis, tidak kelihatan Balqisnya Nabi Sulaiman, enggak kelihatan, tapi kalau Balqis-balqis di luar banyak.

Kita pikir mana itu kecantikan tidak bakalan ada lagi apa juga kita kegagahan kita gagah kuat, ya kuat ya nabi Allah Musa kuat nabi Allah Musa dia bisa angkat sesuatu barang-barang yang yang besar yang tidak bisa diangkat sama orang-orang pada zaman itu tapi Nabi Musa bisa, bahkan sayidina Umar Bin Khattab ya kuat, setan aja takut sama sayidina Umar tapi sekarang ke mana orang-orang baik? udah enggak ada itu orang-orang baik, tinggal ceritanya orang-orang baik tapi dia punya kebaikan ya Punya kebaikan para nabi punya kebaikan, para sahabat punya kebaikan, begitu juga Al Habib Umar Bin Abdurrahman al-Attas.

Para aulia-aulia ini pada punya kebaikan, dia pulang tuh bawa kebaikan. Nah kita bawa apa? kita bawa apa kalau kita malas ya kalau kita malas kita bawa apa? kalau kita yang udah sholat sunatnya, malas sholat wajibnya, malas baca Qurannya, malas majelis taklimnya, alasan mulu terus berkhidmat, dia tidak mau berkhidmat dia masih alasan juga, udah paling enteng berkhidmat seperti tadi Syekh Umar yang tadi diceritain orang yang diberikan karamah karena berkhidmat. Apa yang berkhidmat tuh nurut-nurut kate waqalu samna waana nurut ya enggak makai logika dia nurut saja, udah Habib Umar kata apa dia nurut aja, apa kata orang-orang jadilah orang yang dekat sama Allah subhanahu wa taala. Sebab nurut jadi Wali, jadi kekasihnya Allah subhanahu wa taala.

Saya dulu pernah cerita sama Antum, Sunan Kalijaga cuman ngejagain tongkat gurunya 30 tahun dijadiin Wali sama Allah subhanahu wa taala, ya dijadiin Wali sama Allah sebab kata gurunya ente jangan ke mane-mane jagain tongkat aneh 30 tahun. Dijagain tuh tongkatnya akhir dia pulang semua badannya udah lumut bahkan burung udah jadi dalam palinya dia bertelur, terbang bertelur lagi, terbang bertelur lagi terbang berapa kali burung tuh cuman enggak bisa bergerak semua badannya kecuali hatinya jantungnya Allah Allah Allah maka itu disuruhnya sama guru jangan baca kecuali itu Allah Allah Allah sampai gurunya datang nurut.

Lihat sahabat aja enggak nurut sama Nabi Muhammad waktu di perang, Apa itu Perang Uhud kalah enggak? kalah. Kata Nabi Muhammad jangan turun ke bawah udah kita di sini aja sahabat ngerasa musuh mundur pada ngibrit Wah kalah nih harta udah pada ditinggalin punya musuh. Sahabat turun, dia enggak dengerin Nabi, Dia turun musuh muter sebagian muter sebagian Jadi pancingan supaya turun akhirnya di situ banyak sahabat yang meninggal dunia termasuk sayyidina Hamzah. Karena enggak nurut, sebab enggak nurut akhirnya celaka. Itu sahabat Nabi, kalau enggak nurut kemana kita kalau enggak nurut.

Makanya jangan pakai logika kalau kita lagi belajar ilmu itu pakai hati kita, ya pakai hati khususnya ilmu agama karena ilmu agama itu ada yang namanya tadi apa Wali Majdub. Wali Majdub kalau ente pakai makai logika ente, suudzon ente.

Zaman dulu ada namanya al Habib Ahmad bin Alwi Al Haddad (Habib Kuncung), liat Habib Kuncung fotonya, Habib Kuncung pakaiannya asal-asalan, kadang compang-camping, kadang orang lihat dia kagak sholat, kagak ibadah, tapi temannya wali-wali semua. Temannya Aulia semua di antaranya Al Habib Abdullah Bin Muhsin al Attas . Temannya juga muridnya Habib Ahmad muridnya Habib Keramat tapi gimana Allah subhanahu wa taala jadiin hambanya Allah subhanahu wa taala menjadi kekasih Allah. Jadi kita mesti lihat yang benar, punya pikiran kita harus benar, kita punya hati mesti benar, jangan pikiran kita benar tapi hati kita jelek. Kadang sesuatu yang di dalam logika enggak diterima tapi hati kita terima.

Contoh, mana ada zaman sekarang naik orang ke sidratul muntaha, ada enggak? zaman sekarang yang udah bikin satelit apaan aja, pesawat apaan aja nembus ke sidratul muntaha ada enggak? Belum ada, jangan pun sidratul muntaha, langit pertama aja belum ada, jangan ke langit pertama ke Pluto ada gitu kali berita? berita hari ini si Jamal ke Pluto enggak ada, enggak ada orang jangan pun Pluto ke Mars belum ada, ke bintang-bintang galaksi itu yang belajar ilmu kumpulan bintang-bintang galaksi belum ada. Gimana orang menembus langit pertama, Bagaimana mau ke sidratul muntaha, Bagaimana mau ke arsy tempatnya Allah?. Tapi kita beriman enggak adanya arsy? saya tanya beriman enggak? beriman enggak adanya Isra Mi'raj Nabi?  beriman enggak kata Allah ada langit tujuh? beriman enggak, logika nerima enggak? kalau nerima mesti ada teorinya. 

Nah Enggak semua yang ada itu harus diterima sama logika Alimul Ghaib dia harus beriman kepada yang gaib dan itu Quran yang ngomong begitu juga para Aulia Allah. Para Aulia Allah itu ada yang bisa kalian cerna di akal kalian ada yang kalian enggak bisa cerna di akal. Jangan kalian cerna-cerna kok Wali ini begini ya, kok Wali itu begitu ya, jangan terka-terka. Namanya juga Wali Allah aja dia punya kehebatannya demikian rupa yang menciptakan langit dan bumi.

Sekarang begini Ana tanya sama ente, ente hidup apa mati? hidup betul betul hidup? hidup apa mati?  mati takutanya kalau deketin mati kita ini hidup tapi kita mati, kita hidup tapi kita kata logik enggak, tapi kita mati kenapa kita mati, kita enggak lihat alimul Ghaib ilmunya Allah yang gaib malaikat.

Siapa yang sudah pernah ketemu malaikat? Ada enggak yang ketemu malaikat, yang ketemu Jin, ada sebagian ke kecil, makanya kita hidup tapi kita mati. Kita enggak lihat yang gaib, kita enggak lihat yang yang lain. Apalagi surga, apalagi neraka, apalagi Bidadari, tapi ada enggak orang yang pernah lihat surga? ada Habib Husein Bin Abu Bakar Idrus pernah ngelihat surga bahkan baginda kita nabi besar Maulana Muhammad beliau main-main ke surga. Buktinya apa dia tahu ada sandal bakiak yang jalan, dia tahu Jibril Ini sandal bakiak siapa? itu sendal bakiak sahabat kamu sayidina Bilal Bin Rabbah tahu. Berarti apa jalan-jalan Rasulullah ke surga belum meninggal waktu itu sudah jalan-jalan.

Siapa lagi Habib keramat Empang Bogor dia bisa nurunin baju dari surga waktu anaknya minta. Para Wali Songo diminta sama Allah subhanahu wa taala turunnya tentara-tentara Dari Langit bantuin begitu juga di perang apa Badar. Para Aulia para malaikat diturunin sama Allah bantuin junjungan kita nabi Muhammad. Ada yang lihat para sahabat jadi ada para wali-walinya Allah subhanahu wa taala yang dilihatkan oleh Allah alimul gaib ilmu yang gaib.

Nah makanya kita enggak boleh buruk sangka sama kekasih-kekasih Allah subhanahu wa taala. Kenapa karena para wali-walinya Allah subhanahu wa taala itu kadang diperlihatkan oleh Allah keistimewaan-keistimewaan yang kita tidak diperlihatkan oleh Allah subhanahu wa taala. Nah kenapa mereka-mereka ini orang-orang yang mulia bisa diperlihatkan oleh Allah atas kemuliaannya karena dia punya samna WA atana punya nurut sam'na Wana punya nurut dengar kate. Kalau dia dengar kata dunia kecil dunia ini yang ente pikirin ini kecil lebih kecil dari apa di mata Allah lebih kecil dari sayap nyamuk sayap nyamuk. Tuh segitu kecilnya itu di mata Allah enggak ada harganya. Di dunia enggak ada harganya, ini dunia tapi kita bangga girang senang bahagia kalau kita dapat dunia tapi ini dunia Jadi mulia kalau dia dekat sama orang yang dimuliakan Allah. Siapa yang dimuliakan Allah baginda kita nabi besar Maulana Muhammad dan orang-orang yang dimuliakan Allah ya para sahabat nabi para Aulia para salhin guru-guru kita yang mana mengenalkan kita kepada Aulia kepada nabi Muhammad kepada Allah subhanahu wa taala.

Contoh satu adalah Al Habib Umar Bin Abdurrahman, Bagaimana Syekh Umar tadi dijadikan Wali Allah cuman dikasih sorban doang sama pakaian, jadi Wali Allah. Dijadikan sama Allah subhanahu wa taala sebab utamanya nurut. Ini kadang-kadang ya ke guru ngumumin Pengajian malam Senin jangan lupa basaudan ya Iya dengar, kuping kagak budek dia, enggak alasannya sejuta kali, ya Allah tadi habis dari Pasar Minggu lagi ya Ya Allah tadi kepanasan habis nganterin ini ya anak, Ya Allah ini entar basaudan jangan ya, basaudan jangan ya diulur-ulur waktu. Padahal buat dia melek, supaya dia enggak buta, enggak tuli, enggak ketipu dengan zaman yang sekarang banyak tipuan.

Nanti itu ditipu di zaman sekarang nih ya di media-media. Bagaimana ente supaya ingin dijauhin sama keluarga Nabi Muhammad, tipu kalau ente enggak duduk-duduk yang kayak begini ketipu ente, enggak sering duduk sama orang-orang yang begini ente ketipu, ketipu dia hafal Quran dia hafal hadis dia hafal ucapan-ucapan baik tapi menjauhkan kita kepada keluarga nabi besar Maulana Muhammad. Banyak enggak yang begitu? banyak. Kalau kita enggak sering hadir, enggak sering duduk sama kebanyakan-kebnayaka yang kayak begini keselamatan buat kita. Nanti juga bisa kita kasih tahu orang yang kita cintain, ibu kita, Ayah kita, adik kita, istri kita, anak kita, orang yang kita sayang dari ilmu salafuna Saleh ini ilmunya yang sekarang nih ilmunya ilmu samna.

Nah sekarang kalau ente punya istri, istri ente nurut sama ente girang apa enggak? ente punya anak, anak ente nurut sama ente girang apa enggak? girang sebabnya apa ente duduk di tempatnya para walinya Allah dengerin kisah-kisah para walinya sehingga apa yang ngaji, yang diturunin Rahmat istri ente, Amin. Ente yang ngaji yang diturunin Rahmat anak-anak ente, Amin. Ente yang ngaji yang diturunin Rahmat keluarga ente, Amin. Sebab berkahnya Aulia, berkahnya Aulia karena keberkahan Aulia itu menyambung apa yang ada di otak kita.

Kalau kita punya hati ya Allah Ana rindu dengan orang tua Ana itu bacaan kita ini nyampai ke orang tua kita amin. Nyampai malaikat anterin ya Fulan ibnil Fulan ini ada hadiah dari anak ini. Kalau anak ini begitu Mulia nasibnya nanti itu sebab ente di alam dunia tidak jauh dengan orang-orang Sholeh. Kalau ente mau punya cucu turunan anak-anak ente, anak-anak ente nanti kalau ente nikah ente punya anak-anak yang sukses Bahagia tidak jauh kepada Allah dan rasulnya majelis yang semacam ini jangan Ente pernah tinggalkan. 

Kenapa? ini majelis yang disebutkan nama Allah. Majelis yang disebutkan nama habibuna Muhammad. Majelis yang disebutkan nama aulia-aulianya Allah. Sebab Inilah ruh-ruh kita punya keluarga diberikan Rahmat oleh Allah subhanahu wa taala.

Makanya Habib Ali bin Muhammad bin Husin Habsyi Dia bilang apa amin Ya Allah muliakanlah ruh-ruh kami ini agar kita pantas ketemu nabi Muhammad. Seperti ini carinya. Sekarang bagaimana mau ketemu nabi Muhammad, ketemu Aulia aja jarang ketemu, para wali aja belum pernah. Bagaimana ketemu orang yang lebih mulia Nabi Besar Maulana Muhammad kalau kita sering dengerin kisah-kisahnya Habib Umar Insyaallah pulang dari sini ketemu mimpi Habib Umar, Amin.

Itu harapan kita ataupun setidak-tidaknya kita punya keluarga diberikan apa Rahmat oleh Allah dengan sakinah mawaddah Rahmah.

Jadi kesimpulannya tidaklah seseorang mendapatkan kesuksesan kebahagiaan yang nanti akan dia raih tidak hanya untuk dia saja, bahkan untuk keluarga dan anak-anaknya. Semua itu akan tercapai dikarenakan samna waana nurut. Kalau nurut atas perintah Allah, nurut atas perintah Rasulullah, nurut atas perintah para aulia-aulia Allah dengar apa yang diomongin. Intinya cari selamat bukan cuma cari bahagia karena kalau bahagia enggak selamat juga percuma tapi orang selamat udah pasti dia bahagia.
Baca juga :




Subscribe to receive free email updates:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *