Mengapa Kita Perlu Guru?
Habib Ahmad bin Muhammad Assegaf mengingatkan bahwa dalam mempelajari agama, keberadaan guru adalah mutlak. Menurut beliau, mengandalkan diri sendiri tanpa pembimbing yang tepat bisa membuat kita terjerumus dalam ajaran yang keliru bisa jadi digiring oleh setan tanpa kita sadari. Ini ibarat belajar menyetir hanya dari video YouTube kelihatannya mudah, tapi bahaya menghantui kita karena tak ada yang mengoreksi kesalahan.
Meneladani Adab Murid
Memiliki guru bukan berarti selesai ketaatan dan adab seorang murid justru jadi kunci utama. Habib Ahmad menekankan bahwa mendengarkan dan menghormati nasihat guru bukan opsi, melainkan wajib. Guru adalah orang tua spiritual yang mendidik dan memberi ilmu tanpa pamrih. Saat kita berbuat salah, lari ke guru lain bukan solusi justru tunjukkan keberanian dengan minta maaf dan memperbaiki diri.
Hati-hati dengan “Kualat”
Peringatan serius disampaikan Habib Ahmad kepada murid yang durhaka: jangan remehkan, karena bisa menimbulkan "kualat" sebuah kondisi di mana keberkahan ilmu lenyap dan hidup terasa kacau meskipun dikelilingi banyak orang atau ahli agama lain. Ini bukan sekadar mitos, tapi refleksi nyata bagaimana ketidakhormatan kepada guru bisa meredupkan cahaya ilmu dalam diri kita.
Makna di Tahun Baru Hijriah
Menjelang Tahun Baru Hijriah, Habib Ahmad mengajak kita semua menjadikan momentum ini untuk meneguhkan kembali tekad menjadi murid yang baik: taat, beradab, dan penuh penghormatan. Dengan begitu, ilmu yang kita pelajari tidak hanya sebagai pengetahuan, tetapi juga menjadi jalan menuju keberkahan dan ridha-Nya.
Mari bersama memperkuat hubungan dengan guru-guru kita: beri doa, tunjukkan rasa hormat, dan manfaatkan ilmu mereka demi kehidupan yang lebih baik dan diridhoi Allah SWT.