Qona’ah adalah kekayaan Hati yang tak ternilai. Ia menumbuhkan rasa syukur, menenangkan jiwa, dan mendekatkan seorang hamba kepada Rabb-nya. Dalam qona’ah, kita belajar bahwa kebahagiaan bukan tentang memiliki segalanya, tetapi menerima dengan lapang apa yang Allah berikan, seraya yakin bahwa semua takdir-Nya adalah Yang terbaik baginya.
Banyak yang memiliki harta namun jarang memiliki sifat mulia, yaitu qana’ah (merasa cukup dengan nikmat Allah). Padahal jika seorang muslim meraihnya ia seakan-akan memiliki dunia seisinya. Jika memilikinya, ia tidak tamak pada harta orang lain dan juga selalu ridho dengan ketetapan Allah. Ia pun yakin segala yang ditetapkan oleh Allah, itulah yang terbaik.
Dari ’Ubaidillah bin Mihshan Al Anshary dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
“Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya (pada diri, keluarga dan masyarakatnya), diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya.” (HR. Tirmidzi no. 2346 Ibnu Majah no. 4141)
Hadits di atas dibawakan oleh Ibnu Majah dalam Bab ”Qana’ah”. Di mana rizki yang disebutkan dalam hadits tersebut dikatakan cukup dan patut disyukuri. Inilah sifat qana’ah yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Pembahasan qana’ah dalam sunan Ibnu Majah tersebut disebutkan pula hadits dari ’Abdullah bin ’Amr bin Al ’Ash, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ هُدِىَ إِلَى الإِسْلاَمِ وَرُزِقَ الْكَفَافَ وَقَنِعَ بِهِ
”Sungguh beruntung orang yang diberi petunjuk dalam Islam, diberi rizki yang cukup, dan qana’ah (merasa cukup) dengan rizki tersebut.” (HR. Ibnu Majah no. 4138,).
Dalam bab yang sama pada Sunan Ibnu Majah disebutkan pula hadits,
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ ». قَالَ أَبُو مُعَاوِيَةَ « عَلَيْكُمْ »
”Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Lihatlah pada orang yang berada di bawah kalian dan janganlah perhatikan orang yang berada di atas kalian. Lebih pantas engkau berakhlak seperti itu sehingga engkau tidak meremahkan nikmat yang telah Allah anugerahkan -kata Abu Mu’awiyah- padamu.” (HR. Ibnu Majah no. 4138)
Imam Hasan Al-Bashri رحمه الله berkata:
من قنعَ بما رزقهُ اللهُ فهو أغنى الناس
“Barang siapa merasa cukup dengan rezeki yang Allah berikan, maka dialah orang yang paling kaya.”
(Az-Zuhd li Imam Ahmad, hlm. 266)
Qona’ah melahirkan ketenangan, keteguhan iman, dan kebersihan hati. Ia menjauhkan manusia dari iri, dengki, dan kegelisahan duniawi.
Ulama sholeh berkata :
القناعةُ تورِثُ الطمأنينةَ، وتُثمرُ الشكرَ، وتُبعِدُ عن الحسدِ والطمعِ، وهي من أعظم أسباب السعادة.
“Qona’ah menumbuhkan ketenangan, melahirkan rasa syukur, menjauhkan dari iri dan tamak, serta menjadi salah satu sebab terbesar kebahagiaan.”
Semoga Allah senantiasa membimbing kita dengan hidayah dan Taufiq Nya
