Pertanyaan dari Syamsir Alam (Atlet): Bagaimana caranya agar kami bisa menjaga hati dari rasa ujub dan tetap menggunakan ketenaran ini untuk kebaikan dan dakwah?
Ketenaran adalah ujian. Al Habib Umar bin Hafid menasihatkan para atlet agar menggunakan sorotan publik sebagai peluang dakwah yang luas, dengan menjaga hati dari rasa ujub (bangga diri):
1. Alihkan Fokus dari Pujian Makhluk ke Rida Allah. Pujian dari manusia hanyalah persepsi makhluk. Tanggapi pujian tersebut dengan menumpukan harapan kepada Allah Ta'ala. Berharaplah agar Allah juga gembira dan rida kepada kita, sebagaimana Ia telah menutupi keburukan kita dari pandangan manusia.
2. Jadikan Olahraga sebagai Medan Dakwah. Profesi sebagai atlet adalah medan dakwah yang luas. Pengaruhi lingkungan dengan menunjukkan akhlak yang luhur dan budi pekerti yang baik di dalam dan luar lapangan.
3. Tunjukkan Syiar Agama dan Ketaatan. Perlihatkan pengagungan terhadap agama. Salat adalah syiar yang paling kuat; menampakkan ketulusan dalam salat adalah bentuk dakwah. Selain itu, selipkan kalimat zikir atau nasihat yang baik di momen-momen yang tepat.
4. Promosikan Kebaikan (Support Dakwah). Gunakan platform dan circle pertemanan untuk memuji Allah dan Rasul-Nya, serta mempromosikan atau mendukung (men-support) orang-orang baik yang membawa ajaran lurus dan sahih.