Membangun pemuda / pemudi untuk mengenal ajaran islam lebih dalam. Membina silahtuhrrahim terhadap semua elemen umat islam. Membangun sikap positif dan membuka wawasan umat tentang sistem dakwah dalam dunia islam. Memahami arti pentingnya fungsi lingkungan islami dalam membentuk pribadi umat masa depan. Menggapai ridho Allah dan syafa’at Rosulullah SAW sebagai hasil dari aktifitas kebaikan yang terus menerus sedang kita lakukan. Menjaga budaya Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan menjaga budaya islam yang diajarkan oleh orang tua kita terdahulu.

Tanda Hati yang Mulai “Rusak”: Ketika Kita Hanya Melihat yang Buruk


Pernah nggak sih kamu nanya ke diri sendiri, “Kenapa ya akhir-akhir ini hati kok rasanya berat? Kok kayak gampang suudzon sama orang? Kok apa-apa keliatan negatif?”

Tenang, kamu nggak sendirian. Banyak orang ngalamin hal yang sama dan kadang kita baru sadar kalau hati kita lagi “nggak sehat” ketika ada orang lain yang nyeletuk, atau ketika kita ngerasa capek terus tanpa sebab yang jelas.

Di salah satu obrolan yang sederhana tapi dalam, ada nasihat yang relatable banget:

“Ketika kamu melihat sesuatu, pikiran dan hatimu hanya melihat keburukannya. Padahal ada hal baik yang kamu nggak ambil.”

Dan jujur… itu nusuk. Karena kadang, tanpa sadar, cara kita melihat dunia berubah. Bukan karena dunia makin buruk, tapi karena hati kita yang lagi kusut.

1. Ketika Fokus Kita Hanya ke Sisi Negatif

Ini tanda pertama dan paling kelihatan.

Ada apa pun yang kita lihat orang sukses, teman posting story, saudara beli sesuatu baru, bahkan hal sepele kayak orang lewat pikiran kita otomatis cari celah buruknya.

Yang kaya, dianggap sombong.

Yang rajin, dianggap pamer.

Yang bahagia, dianggap settingan.

Padahal belum tentu.

Dan masalahnya bukan di mereka… tapi di filter yang lagi dipakai hati kita.

2. Hal Baik Ada, Tapi Kita Lewatin

Yang lebih bahaya lagi adalah ketika sisi baik dari sesuatu itu sebenarnya jelas kelihatan, tapi kita malah nggak mau ambil.

Teman kita mungkin punya niat baik, tapi yang kita lihat cuma kesalahan kecilnya.

Lingkungan mungkin kasih banyak dukungan, tapi kita cuma fokus pada satu dua yang nggak sesuai ekspektasi.

Hidup mungkin berjalan lumayan oke, tapi kita malah fokus pada yang kurang.

Akhirnya apa?

Hati jadi capek sendiri.

3. Hati yang Sehat Itu Bukan yang Nggak Pernah Marah, Tapi yang Mau Berbaik Sangka

Berbaik sangka itu bukan berarti naïf. Bukan berarti semua orang dianggap baik. Bukan.

Berbaik sangka itu latihan untuk menata hati dulu, sebelum bereaksi.

Kadang yang bikin hidup jadi sumpek itu bukan omongan orang lain, bukan tekanan hidup, tapi… pikiran kita sendiri yang muter terus.

Makanya, penting banget buat:

  • Kasih jeda ke diri sendiri,
  • Berhenti ngasih label negatif ke semua hal,
  • Dan mulai lihat sesuatu dengan lebih seimbang.

Kalau kita bisa nemuin sisi baik dari hal-hal kecil, hati terasa lebih ringan.

4. Yuk Mulai Lagi dari Hati

Nggak semua hari harus sempurna, tapi hati bisa kita latih buat lebih sehat.

Mulai dari hal-hal kecil:

  • Jangan buru-buru menyimpulkan niat orang.
  • Lihat sisi baik dulu sebelum komentar.
  • Tenangkan pikiran sebelum bereaksi.
  • Kasih ruang buat hati buat istirahat.

Karena sesederhana apa pun, kebiasaan kecil ini bisa nge-refresh cara kita lihat hidup.

Penutup: Dunia Nggak Selalu Buruk, Kadang Hatinya Aja yang Lagi Lelah

Kalau belakangan kamu ngerasa gampang tersinggung, gampang curiga, atau semuanya keliatan negatif… mungkin itu tanda buat pause sebentar.

Bukan buat menjauh dari orang, tapi buat mendekat ke diri sendiri.

Belajar hati dan pikiran untuk berbaik sangka.

Karena ketika filter hati berubah, dunia ikut berubah.

Baca juga :




Subscribe to receive free email updates:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *